loading...


Kamis, 21 Mei 2015

Gusti, Seperti Apa Anda Mengukir Sejarah?

----------------------------------
Anne Ahira Newsletter

Think & Succeed!
Jumlah Pembaca:  500,000+
----------------------------------

Dear Gusti,

Mati adalah awal kehidupan. Hidup
adalah pangkal kematian. Hidup dan
mati, datang silih berganti, tidak
ada yang kekal abadi. Itulah hukum
alam yang hakiki. Oleh sebab itu,
jangan takut mati, jangan mencari mati.
Selama hidup, lebih baik bersegeralah
perbanyak kebaikan, syukuri diri
dalam keadaan apapun, dan tahu diri
di manapun. Bebas, lepas, tidak
terikat dan melekat, cerah ceria,
berpikir optimis dan positif setiap
saat, insyaallah hidup senang, mati
tenang. :-)

////////////////////////////////////////

Kisah Nyata...

Pagi itu seorang pria menjalani
rutinitasnya seperti biasa. Sebagai
seseorang yang mempunyai relasi luas
dan sibuk, ia selalu menyempatkan
diri untuk membaca kolom pengumuman
termasuk juga kolom berita kematian.
Tiba-tiba matanya membaca sebuah
berita, berita yang sangat
mengejutkan dan membuat bulu kuduknya
merinding. Ia sedang membaca berita
kematiannya sendiri.
Pria ini terhenyak, ia lalu bertanya
kepada dirinya sendiri, apakah ia
masih hidup? Apakah saat ini ia ada
di dunia atau di alam baka?
Saat ia menyadari bahwa ada sebuah
kesalahan dalam berita ini, mungkin
karena memiliki nama yang sama,
pastilah redaksi koran ini telah
melakukan kesalahan.
Namun karena rasa penasaran ia pun
melanjutkan membaca berita tersebut.
Ia ingin tahu apa tanggapan orang
mengenai dirinya.
Dalam artikel itu ia disebut dengan
panggilan 'raja dinamit' telah wafat.
Pada bagian lain ia juga disebut
sebagai 'partner dewa kematian'.
Ia terkejut bukan kepalang, apakah
seperti ini dirinya akan dikenang
oleh orang-orang?
Kejadian ini membuka pikirannya, ia
lalu memutuskan bahwa ia tidak ingin
dikenang seperti itu. Ia bertekad
mulai saat itu juga ia akan berjuang
demi kedamaian dan kemanusiaan.
Begitulah akhirnya, pria yang bernama
Alfred Nobel ini dengan tekadnya ia
berusaha hingga pada akhirnya namanya
diabadikan dalam hadiah
perdamaian--yaitu Nobel Prizes.
Bagaimana dengan Anda? Seperti apa
Anda ingin dikenang oleh orang-orang
yang Anda tinggalkan? Warisan apa
yang akan Anda sumbangsihkan demi
mashlahat umat banyak? Apakah
orang-orang akan mengingat Anda
dengan penuh cinta dan rasa hormat?
Mari kita bersegera lakukan sebanyak
kebaikan
mulai hari ini, detik ini,
saat ini juga.


Salam hangat dari temanmu,
Ahira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar